Tanggamus – Lensatipikor.com – Setelah ramai diberitakan media alias viral ahirnya Ketua Gapoktan Pekon Sumanda Kecamatan Pugung Samlawi baru menjawab konfirmasi watshap media ini,”maaf pak baru saya buka karena kesibukan sekali lagi minta maaf, pasti akan saya jawab tapi saya mau rapat dulu sama teman-teman,” tulisnya.
Jawaban Ketua Gapoktan ini seakan hanya alasan saja jelas sumber warga setempat yang minta dirahasiakan namanya mengatakan jika menganalisa dari jawaban Samlawi tersebut sudah sangat jelas jika dia selaku ketua gapoktan mengakui benar ada persoalan nyata telah terjadi penggelapan aset gapoktan, karena seharusnya dia cukup menjawab saya tak perlu harus rapat anggota segala, karena sebagai ketua gapoktan pasti tahu semuanya, jawab saja sesuai apa adanya jika memang mau membuka informasi yang sebenarnya.
Bahkan menurut sumber juga Samlawi jika memang tidak ada persoalan harus dia jawab tak perlu melibatkan anggota gapoktan melalui rapat, pendek kata sudah terang benderang jika ketua gapoktan tersebut diduga sudah korupsi dengan menggelapkan semua aset gapoktan yang bersumber dari bantuan pemerintah.
“Jika tidak ada persoalan tinggal dijawab saja buat apa lagi harus digelar rapat dengan anggota, dijawab saya gamblangkan,” jelas sumber.
Pada pemberitaan sebelumnya Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pekon Sumanda Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus, Samlawi diduga menggelapkan berbagai bantuan yang nilainya mencapai ratusan juta tampa musyawarah dengan anggota Gapoktan, bantuan yang berasal dari dana pemerintah tersebut baik berupa barang atau aset juga bantuan berupa dana raib tak jelas ditangan ketua gapoktan tersebut.
Menurut seorang sumber warga setempat yang meminta namanya dirahasiakan mengatakan berbagai bantuan gapoktan yang diketahui para anggota dibantukan pemerintah untuk kepentingan semua anggota gapoktan tersebut, dimulai sejak tahun 2018 hingga kini semua bantuan raib menjadi misteri, diduga semua telah dikorupsi oleh Samlawi selaku ketua gapoktan.
Lebih jauh sumber juga menjelaskan pada awalnya gapoktan mereka menerima bantuan SL cabe untuk percontohan pertanian cabe pada tahun 2018-2019 bahkan juga mendapatkan bantuan mesin stem untuk menyiram cabe juga bantuan bibit cabe.
Pada pelaksanaan awal kegiatan bantuan cabe ini juga tidak ada keterbukaan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut para anggota hanya mendengar cerita saja namun tidak ada transfaransi dengan anggota gapoktan baik hasil perkebunan cabe tersebut bahkan berapa yang dihasilkan tidak ada keterbukaan dengan anggota gapoktan.
Selanjutnya pada tahun 2020, kelompok tani mendapat kembali bantuan sebuah mesin hentraktor ukuran besar yaitu kendaraan untuk membajak tanah kebun, yang diperkirakan nilai harga hentraktor tersebut sekitar harga Rp.500juta sedangkan bantuan tersebut dari Dinas Pertanian.
Proses berjalan mesin hentraktor tersebut berawal digunakan kelompok untuk diwilayah Sumanda namun pada beberapa tahun kemudian mesin hentraktor tersebut disewakan ke wilayah kotabumi lampung utara pada saat itu, namun berjalan sekian lama hentraktor tersebut tidak ada kembali menurut info yang diketahui para anggota kendaraan milik pemerintah tersebut dijualkan oleh Samlawi selaku Ketua kelompok tani hingga sekarang tidak ada kabarnya.
Lebih jauh djelaskan sumber juga pada tahun 2019 kelompok tani pernah mendapat bantuan dana sekitar Rp.80juta yang pada saat itu dibelikan ayam petelur sejumlah 900ekor, peternakan ayam tersebut dikelola langsung oleh Samlawi dengan perjanjian setiap bulan sekali ada pembagian pada kelompok tani, namun berjalan waktu tidak ada kejelasan pada anggota dengan alasan usaha ayam petelur mengalami kerugian.
Dijelaskan nara sumber anggota kelompok tani ada 20 orang, melakukan musyawarah pada saat itu menurut ketua gapoktan ayam sudah tidak bertelor lagi sehingga dijual sementara hasil penjualannya tidak jelas sama anggota kelompok tani.
Yang lebih mengherankan lagi pernah ada rapat membahas akan ada bantuan kambing sehingga gapoktan membuat kandang kambing pada saat itu yang berlokasi didepan rumah Samlawi, karena akan menerima bantuan tersebut tapi kambingnya tidak datang juga bahkan kandang kambingnya masih ada hingga saat ini, anggota gapoktan tidak tahu sama sekali bantuan kambing tersebut.
Tim.