Dua Bocah Tewas di Kolam Renang Sekolah

Bekasi-Medialensatipikornews.com Dua keluarga di Babelan, Kabupaten Bekasi, kini hidup dalam duka mendalam. KBW (7) dan FAP (7), siswa kelas 1 SDIT IJ, tak akan kembali ke rumah dengan tawa seperti biasanya. keduanya pulang dalam balutan kain kafan setelah tewas diduga tenggelam di kolam renang, pada hari Senin 11 Agustus 2025, saat kegiatan ekstrakurikuler.” Rabu, 13 Agustus 2025.

Tragedi ini, muncul pertanyaan serius: Apakah prosedur keselamatan dijalankan sesuai standar? Atau ada kelalaian hingga merenggut dua nyawa tak berdosa?

Bacaan Lainnya

Informasi yang dihimpun menyebutkan, kegiatan renang ini adalah kali pertama untuk siswa kelas 1(satu). Kegiatan dimulai sekitar pukul 14.00 WIB di kolam yang berada persis di depan sekolah.

Nais, selalu Kepala sekolah saat ditemui di lokasi, mengungkapkan, kejadian bermula ketika guru sedang memberikan arahan kepada siswa lain. “Saya dapat kabar dari salah satu murid bahwa ada yang tenggelam,” ucapnya.

Dari hasil olah TKP, indikasi pelanggaran SOP keselamatan mencuat: Kolam sedalam 110–130 cm, yang tanpa batas aman untuk pemula.

Tidak semua siswa bisa berenang, bahkan bisa jadi ada yang baru pertama kali masuk kolam renang. dan Diduga Tidak memakai pelampung atau pembatas area dangkal.

Sekitar 30 menit setelah kegiatan dimulai, suasana mendadak panik. Dua siswa tak lagi terlihat di permukaan. Saat ditemukan, keduanya dalam kondisi kritis dan langsung dilarikan ke RS Viola, Pondok Ungu Permai. Sayang, nyawa mereka tak tertolong.

Kapolsek Babelan, Kompol Wito, mengonfirmasi peristiwa ini. “Kami lakukan penyelidikan intensif dengan backup Satreskrim Polres Metro Bekasi. Unit PPA dan Tim INAFIS juga sudah turun. Semua aspek akan kami dalami: jumlah pendamping, kualifikasi instruktur, hingga SOP keamanan kolam,” tegasnya.

Fakta lain yang menguatkan dugaan minimnya koordinasi juga diungkapkan Ketua RW 024, Anwar. “Saya baru tahu ada kolam renang di sekolah itu. Tidak pernah ada pemberitahuan kegiatan apapun kepada kami sebagai pengurus lingkungan. Seharusnya diinformasikan agar bisa kami awasi, “ujarnya.

Tragedi di sekolah dasar di Babelan ini menjadi peringatan keras: satu kelalaian kecil bisa merenggut dua nyawa. Kini, publik menanti hasil penyelidikan apakah ini murni musibah, atau ada pihak yang harus bertanggung jawab?

Penulis : Tim

Editor : Redaksi

banner 728x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *