Pilkada adalah momentum penting dalam proses Demokrasi Bangsa. Di Indonesia ketika momen pergantian pemimpin daerah menjadi ajang untuk memenuhi hak dan kewajiban warga negara dalam partisipasi politik.
Saya lahir sebagai Gen Z awal dan Millenial akhir yg saat ini kalangan kami merupakan populasi yg sangat besar di Negara Indonesia ini, sebagai pemilih muda Gen Z dan Millenial seharusnya memiliki sikap dan menentukan pilihan. Hal ini karena sering terjadinya angka Golput (golongan putih) yg cukup tinggi lahir dari kalangan muda, hal ini lahir karena adanya beberapa faktor seperti tingkat apatisme terhadap calon pemimpin, mosi tidak percaya pada sistem politik, atau merasa tidak memiliki pilihan yg tepat.
Padahal, Gen Z dan Millenial lahir dan hidup dalam era perubahan pesat dari sisi Teknologi, Sosial maupun Ekonomi, Mereka adalah saksi langsung dari berbagai isu besar perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, pendidikan dan transformasi digital.
Lagi lagi, hidup berdampingan dengan teknologi bukan menjadi alasan untuk tidak memiliki pilihan pada Pilkada 2024, Kita semua kalangan muda bisa tracking dari segala aspek politik dan kehidupan para paslon, segi profesi, kemapanan ekonomi jg menjadi hal penting yg perlu kita ketahui, selain yg penting Program konkrit yg di tawarkan oleh paslon
Hal ini berkaitan erat, semua bisa kita akses bersama dengan teknologi, sosial media adalah wadah yg luas untuk tracking selain kampanye resmi dan langsung.
Provinsi Lampung hari ini juga menjadi sorot dalam pesta demokrasi politik, kontestasi di tatanan Gubernur menghadirkan paslon petahana dan paslon baru, figur tokoh keduanya cukup kuat dan didukung oleh relawan masing-masing yg cukup masif. Di tatanan kabupaten kota, petahana juga berkontestasi melawan figur baru, hanya ada 2 kabupaten yg melawan kotak kosong. Hal ini sebenarnya mencederai demokrasi dengan adanya kotak kosong, namun iklim politik setiap kabupaten sepertinya berbeda. Ini juga yang banyak menjadi sorot Gen Z dan Millenial menanggapi situasi politik pilkada di daerah nya masing-masing, kami anak muda berharap yg tua juga bijak dalam berkampanye karena anak muda ini mudah “ilfeel” dengan bentuk kampanye yang arogansi dan tidak menyenangkan.
Kampanye hari ini disukai anak muda dengan konsep yg ringan dan gembira, melihat dari pengalaman pilpres dan pileg 2024 minat dan kesukaan anak muda ini agak sedikit berbeda dengan kalangan ‘sepuh’ yang agak lebih ‘antik’ menerima penyampaian program dari paslon paslon usungannya. Hari ini media sosial menjadi tolak ukur juga meskipun hanya sekitar 15% tapi sangat mempengaruhi cara pandang dalam menentukan sikap politik, Sosmed menjadi track record dan jejak digital yg mudah ditemukan, rasanya aneh jika hari ini Gen Z dan Millenial gaptek(gagap teknologi). Saya yakin, kita, kami semua melek akan teknologi dan digitalisasi.
Rekan-rekan Penyelenggara Pemilu Pilkada dalam hal ini adalah KPU dan BAWASLU kami meletakkan kepercayaan penuh kepada rekan-rekan bahwa kalian berdiri di tengah-tengah bukan condong pada 1 atau 2 paslon di masing-masing daerah. Kami yakin dan percaya Netralitas KPU dan BAWASLU dipegang teguh sampai akar bawah, jika memang ada yg bermain kami yakin itu hanya segelintir oknum. Selamat bekerja juga rekan-rekan penyelenggara, jangan merasa risih apabila banyak yg ikut mengawal pesta Demokrasi ini dari kalangan rakyat dan masyarakat khususnya kalangan muda Gen Z dan Millenial, kami sepakat pengawalan ini adalah bentuk kepedulian terhadapnya jalannya pesta Demokrasi Indonesia.
“Melalui tulisan ini, saya mengajak kalangan muda Gen Z dan Millenial untuk tidak Golput dalam Pesta Demokrasi Pemilihan Kepala Daerah ini.
Mari kita kawal Pilkada ini dengan baik, datang ramai ramai ke TPS pada tanggal 27 November 2024 dan Gunakan Hak Pilih kita.
Mari kita kawal juga penyelenggaraan pilkada, laporkan apabila ada kecurangan dalam pelaksanaan pilkada baik di tatanan TPS, Kecamatan, maupun Kabupaten/Kota kepada Bawaslu dan tatananannya, jika langkah ‘Justice Viral’ dibutuhkan maka jangan ragu untuk melakukannya di platform media masing-masing
Kekuatan Rakyat dan Masyarakat adalah Kedaulatan yg Utuh, yakinlah bahwa kekuatan rakyat ini yg harus terus kita gaungkan dan yakinlah kekuatan netizen lebih menggelegar apabila suara suara rakyat minor tidak terdengar.
Tidak ada alasan bagi kalangan muda untuk merasa bahwa suara kita tidak penting, suara kita juga kekuatan dalam menentukan arah demokrasi bangsa. Golput bukan lah solusi teman-teman, mari perbanyak diskusi di lain waktu dan bersama banyak tokoh agar kita bisa menyikapi dengan sudut pandang luas dalam dunia politik ini”
Muda harus bersikap,
Muda harus menentukan pilihan
Masa depan bangsa, ada di tangan kita!
Oleh : Detri Viki Mandasari, S.T